Wisata Citra Niaga Samarinda Kalimantan Timur

Advertisement.
Wisata Citra Niaga Samarinda Kalimantan TimurCitra Niaga di Samarinda sebenarnya adalah kawasan pusat perdagangan yang berada di Kota Samarinda, Kalimantan Timur. Luas dari Citra Niaga ini sekitar 2,7 hektar yang memang sengaja dirancang untuk menyediakan sebuah tempat usaha bagi para pedagang sekitar (60%) pedagang kecil serta (40%) nya merupakan pedagang yang besar dan menengah. Pada awalnya Citra Niaga ini dibangun pada tanggal 27 Agustus 1987.

Lokasi dari wilayah ini dahulunya adalah bekas dari tempat yang bernama Taman Hiburan Gelora yang kemudian terbakar, di waktu itu penduduk yang berada di Samarinda baru sekitar 300.000 orang masyarakat dan membutuhkan pusat belanja dan rekreasi. Citra Niaga yang menjadi sebuah Pusat Kegiatan perdagangan ini adalah karya dari seorang arsitek yang bernama Antonio Ismael ini dahulu pada tahun 1989 pernah mendapatkan sebuah perhargaan internasional Aga Khan Award for Architecture (AKAA). Ketika itu Citra Niaga bersaing dengan kandidat besar Bandara Soekarno-Hatta. Namun akhirnya Citra Niaga lah yang terpilih untuk menerima penghargaan internasional Aga Khan Award for Architecture (AKAA).
Aga Khan Award, Citra Niaga Samarinda
Image Credit : Wikipedia
Beberapa bagian dari bangunan Citra Niaga yang terletak sisi timur sudah mengalami beberapa perubahan fungsi kegunaannya. Sebuah bangunan yang memiliki dua lantai dengan struktur permanen tersebut pada awalnya memiliki gang (alley) yang berada di bagian dalam dan bisa dilalui oleh para pengunjung dengan penghawaan alami. Kemudian seluruh bagian-bagian tersebut ditutup dan berubah menjadi sebuah bangunan department store yang tertutup. Dan menyisakan bagian barat untuk para pedagang kecil dan plaza yang berada di tengah.

Dahulu Citra Niaga juga pernah mengalami kebakaran tepatnya pada tanggal 31 Oktober 2006 yang kemudian dibangun kembali akan tetapi kondisinya tidak sama persis dengan bangunan yang sebelumnya dan  sekarang merupakan sebuah pusat kerajinan tradisional yang berada di kota Samarinda. Perubahan yang terjadi lebih tertuju pada bahan-bahan bangunan yang sebelumnya seluruh bahan dinding dan atap terbuat dari sirap kayu ulin, yang kemudian diganti dengan bahan-bahan non kayu dan non kayu ulin.(sumber : wikipedia)

Subscribe to receive free email updates: